Grand Parent Stock dan Persilangan untuk Pembibitan Burung Puyuh

Rasanya beruntung, banyak pakar puyuh yang berkenan berbagi di blog sederhana ini. Dan beruntung juga banyak pengunjung berkenan menuliskan komentar baik menanggapi maupun menanyakan banyak hal. Sehingga tercipta sesuai slogan blog puyuh jaya, belajar bersama, berlatih bersama, mencari, dan berbagi.

Seperti halnya saya, admin blog puyuh jaya ini, rasanya banyak sekali yang ingin ditanyakan mengenai perpuyuhan. Akhirnya sedikit-sedikit tertuang dalam tulisan, berharap ada yang berkenan memberikan pencerahan.
Demikian juga dimohon siapa saja dari pengunjung untuk tidak segan-segan menuliskan komentar, baik mencari (bertanya), maupun berbagi.
Termasuk mengenai grand parent stock burung puyuh ini. Persilangan dan pembibitan. Apa dan bagaimana?

Terus terang saja mengenai grandparent stock, parent stock, maupun final stock, saya baru tahu malah dari komentar. Tentu saja hal-hal tersebut merupakan istilah-istilah dalam bidang pembibitan dan lebih lanjut pada persilangan. Sedikit yang saya pahami, grand parent stock menurunkan parent stock, kemudian parent stock menurunkan final stock. Jadi seperti dari generasi ke generasi.

Seperti sudah banyak disinggung dalam berbagai komentar yang kemudian beberapa saya unggah menjadi artikel. Mulai sejak grand parent stock burung puyuh inilah saya kira yang menjadi dasar persilangan untuk nantinya mendapatkan bibit puyuh final stock yang bagus / unggul.

Mungkin baru pada parent stock sudah didapat “mesin produksi” bibit puyuh final stock yang unggul / bagus.

Lantas bagaimana jika burung puyuh petelur yang biasa dibeli untuk diambil telur konsumsi [alias yang final stock] kemudian dikawinkan untuk diambil bibitnya?
Apalagi yang inbreeding / perkawinan sedarah / atau malah seangkatan?
Apa akibatnya pada bibit turunan dari hasil perkawinan itu?

Ada yang bilang ya bagus-bagus saja, tapi sifat buruk dan sifat baik akan ikut serta di keturunannya. Sepertinya belum tentu bisa diambil baik-baiknya saja seperti persilangan sejak grand parent stock. Sedang upaya pemuliabiakan dari grand parent stock ini ditujukan untuk menghasilkan bibit puyuh dengan sifat yang baik-baiknya saja. (Mohon pencerahan)
Bisa jadi sifat-sifat baik tersebut diantaranya ketahanan / kekebalan terhadap penyakit, sifat puncak produksi, kemampuan lamanya produktivitas, mulai berproduksi, tahan stres, dll.

Lalu bagaimana cara mendapatkan burung puyuh yang grand parent stock? Atau malah induknya grand parent stock? Bagaimana juga persilangan untuk mengambil sifat yang baik-baiknya saja?
Masih teka-teki besar bagi saya, peternak puyuh ini.

Terima kasih.
Salam.
[Puyuh Jaya]

===#

Gambar Burung Puyuh Grand Parent Stock pinjam dari selgrop.blogspot.com/2012/01/puyuh-unggul_03.html

23 responses to “Grand Parent Stock dan Persilangan untuk Pembibitan Burung Puyuh

  1. permisi komentar gambar aja, pak. itu gambar atau foto nya adalah jenis puyuh manchuria atau manchurian quail. jenis puyuh ini cara membedakan jenis kelamin dengan pertumbuhan cepat bulu sayap makanya disebut feather sexing, cirinya kecepatan pertumbuhan bulu sayap jantan betina tidak sama sehingga dapat dibedakan kelamin jantan atau betina, lain dengan puyuh jepang dengan autocolor sexing (perbedaan warna bulu saat menetas). sambil nunggu yang lain lewat bahas apa kriteria jenis puyuh yang disebut PUYUH UNGGUL.
    TERIMA KASIH.

    • Terima kasih penjelasannya, Bp. Puyuh Jepang.

      Mengenai persilangan, mungkin puyuh manchuria, puyuh jepang, atau puyuh korea bisakah diambil sifat-sifat baiknya? Siapa tau puyuh lokal juga punya kelebihan.

      Terima kasih.

      • sekali lagi buat teman2 dan mas arief, agar tidak ada kesalahan.
        puyuh lokal jenisnya tetap coturnix coturnix japonica (puyuh jepang). puyuh jepang dan puyuh lokal kita jadikan satu menjadi puyuh jepang saja agar pembaca tidak salah kaprah ke puyuh lokal diterjemahkan ke GEMAK (turnix) yg jelas jenisnya beda sekali (jari kaki ada 3, produksi nya rendah).
        untuk puyuh korea sendiri masih dalam tahap penelitian di peternakan kami mas, sedikit disimpulkan untuk puyuh korean produksinya sepertinya sama dengan puyuh jepang dan siapa tahu nanti bisa lebih bagus.
        yang jadi perbedaan hanyalah telurnya saja yg warnanya cenderung putih ke biru2an.

  2. bukan pak Arief, jenis sadihjapanesequail adalah jenis lokal dari pulau honsu-hokkaido, sedang sedang diteliti oleh Prof. Shibusawa dan colleganya, mengenai A comparative Cytogenetic Study of Chromosome Homology between sadihjapanese and Japanese Quai di Laboratorium Cytogenetic, Division of Bio Science, Graduate School of Environmental Earth Science Hokkaido University Sapporo.

    • Saya sekilas pernah baca di suatu artikel mengenai jenis tersebut. Tapi saya cari lagi tidak nemu. Cuma lupa cara nulisnya, sadih japanese quail atau sadie japanese quail.
      Semoga menghadirkan jenis baru yang spesial.

      Terima kasih penjelasannya.

  3. Assallamualaikum puyuh jaya..! ada pertanyaan yg membuat saya penasaran dan saya masih bingung .! klau saya memelihara parent stock (induk pembibitan) apakah telur puyuh dari hasil parent stock di eram oleh induk puyuh atau di tetaskan dengan mesin menetas ..? klau telur di eram seperti ayam bagaimana cara atau kiat agar telur berhasil menetas …? terima kasih atas perhatiannya ..?

    • setahu saya puyuh malah meng-eram kan sendiri telurnya. makanya di dunia liar puyuh cenderung mau punah jika tidak dilestarikan oleh peternak.
      lagi pula cara meng-eram kan sendiri kurang efisien.
      hanya dengan satu cara yaitu menggunakan mesin tetas.

  4. Sebaik apapun jenis puyuhnya, kalau makanan dan pemeliharaannya kurang baik atau tidak unggul, pengalaman saya juga sama saja dengan jenis puyuh yang lainnya.

    Jadi puyuh akan unggul bila dipelihara secara unggul pula, kalau tidak sami ugi sami mawon.

    Mohon maaf bila ada kesalahan, silahkan tanggapi yang punya pengalaman membandingakan puyuh biasa dengan puyuh unggul …

    Salam hormat puyuhjaya.

    • Selamat datang kembali Pak Komari yang serasa senantiasa menyemangati.

      Sepakat untuk bahwa bibit puyuh unggul jika tidak dirawat dan dipiara sebaik-baiknya, tidak akan unggul hasilnya.

      Terima kasih berkenan berbagi pendapat.

      Salam hormat selalu

    • setuju pak, pengalaman kemaren di bogor, ada peternak dengan populasi 1 jt ekor, semua ngorder ke pihak SQF, namun penyakit tinggi (snot), rata2 bisa 50 ekor per hari, setelah pak Slamet sndiri yg menangani. penyakit bisa tuntas dan sekarang produksinya tinggi lagi.

      • Fajar dari Bogor.

        Pak Sholehuddin,
        1.biasanya penyakit Snot pada umumnya ditularkan dari ternak sebelumnya (asal induk), ini dikatakan oleh Bapak dari SQF?!!!
        2. mengapa order 1 juta ekor puyuh dilakukan oleh SQF, bukan kah ada APPI yang sdh lbh 5 tahun belum ada kegiatan? kasih order barang 200 ekor aja, kan lumayan buat beli pulsa anggotanya.
        3. Penyakit Snot apabila telah terjangkiti ke induk betina.. produksi telur tidak akan mencapai yang diharapkan, karena pada bagian ovarium/ovari terjadi atropi (menyusut). ovari/ovarium tidak berkembang dan sedikit sekali produksi telur yang dihasilkan.

  5. Ping-balik: Memperlambat Awal Puyuh Bertelur Lebih Baik? Lho? | [PUYUH JAYA]

  6. bagaimana caranya dari awal atau cara pemilihan bibit biar kita tau itu betina

  7. toro danar dono

    Apresiasi untuk Blog ini. sanagat bermanfaat bagi masyarakat yg ingin dan mau menimba ilmu atau memulai usaha dalam peternakan burung Puyuh. selamat dan Banyak terimakasih.

  8. salam kenal dari pternak puyuh blitar dan banyak trima kasih atas apa yg telah di tulis oleh temen2 di sini` sangat berguna dan ber manfa at sekai……..[nafic blitar]

  9. salam kenal dan sukses untuk puyuh jaya dari nafic blitar, mau tanya untuk pesan doc puyuh bgai mn caranya dan harganya berapa {085646393922}

  10. Salam puyuh jaya, mau minta pencerahan, jadi intinya kalau untuk bibit itu apakah bisa diambil dari puyuh petelur??, maaf pertanyaannya mendasar

  11. Gambar di atas itu termasuk jenis burung apa pak?

Silahkan Menuliskan Komentar di Sini [Trima Kasih]