Jagung, merupakan bahan pokok dalam berbagai pakan ternak unggas, khususnya burung puyuh petelur. Berapapun harganya akan terus diikuti seiring dengan biaya produksi permodalan pakan.
Relatif mahalnya harga jagung menjadi perhitungan untuk juga menyesuaikan harga jual pakan unggas burung puyuh petelur. Namun ternyata ada bahan alternatif pengganti jagung, yaitu isi buah alpukat atau biji alpukat (tepung). Luar biasa. Bagaimana hasil penelitian ini diungkapkan. Silahkan di pemberitaan berikut ini:
TEMUAN FAKULTAS PETERNAKAN UNAND PADANG,
HALUAN — Peneliti dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand) menemukan tepung biji alpukat dapat digunakan sebagai alternatif pengganti jagung, dalam pembuatan bahan pakan puyuh.
“Biji alpukat mengandung energi tinggi untuk mempertahankan pertumbuhan fisik, dan produksi telur,” kata peneliti Fakultas Peternakan Unand Dr Ade Djulardi, di Padang, Jumat (30/12).
“Jagung merupakan pakan pokok puyuh, namun karena harganya yang relatif mahal menyebabkan penggunaannya tidak optimal. Penambahan tepung biji alpukat dapat menjadi alternatif pengganti,” lanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sejak 1997 bersama mahasiswa Fakultas Peternakan Unand, menunjukkan kandungan energi tepung biji alpukat (3922 kilokalori per kilogram), lebih tinggi daripada jagung (3420 kilokalori per kilogram) dalam bahan pakan.
Meskipun demikian penggunaan biji alpukat ini masih terkendala karena adanya kandungan Tanin, dan Alkaloid lainnya yang berpotensi menjadi zat penghambat pertumbuhan fisik, dan produksi telur puyuh.
Namun, kendala ini bisa diatasi dengan pengolahan tertentu melalui pemanasan, dan perendaman, dengan tujuan mengurangi kadar Tanin dan Alkaloid tersebut.
Sebelum biji alpukat ditepungkan terlebih dahulu dibersihkan, kemudian dipotong tipis, dan dilakukan pemanasan atau perendaman. Perendaman ini dapat menggunakan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,8 mol per mililiter (N), atau air biasa (suling) selama 24 jam.
Selanjutnya, biji alpukat yang telah direndam itu, dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari, setelah itu digiling hingga menjadi tepung.
“Tepung inilah yang akan dimasukkan pada campuran bahan pakan puyuh,” katanya.
Menurutnya, dari penelitian itu menunjukkan perendaman dengan air lebih efektif dibanding perlakuan lainnya.
Fungsi tepung alpukat itu dinilai dapat menggantikan fungsi jagung pada pakan puyuh sebesar 40 persen.
Syarat pakan puyuh yang bagus katanya, harus memenuhi semua unsur nutrisi pakan, antara lain protein, karbohidrat, karoten, kalsium, fosfor dan mineral. Dalam hal ini, kegunaan tepung biji alpukat menjadi salah satu sumber utama penghasil karbohidrat selain jagung.
Dia menambahkan, hasil penelitian ini bisa menjadi solusi yang tepat bagi peternak puyuh untuk mengurangi biaya pakan, guna mendapat hasil produksi maksimal.” Setelah diterapkan pada puyuh milik beberapa peternak di Padang, diperoleh hasil produksi telur dengan kecenderungan meningkat dan pertumbuhan fisik puyuh lebih optimal,” katanya. (ant)
🙂
Permisi …… saya mau komentar sedikit.
saya ucapkan juga luar biasa atas penemuan ini. namun ada beberapa hal yang perlu digali;
1. Belum diinformasikan tentang analisa proksimat dari kandungan biji alpukat ini (lemak, serat, protein, abu, mineral lain), tadi baru disebutkan kandungan energi metabolisme yang tinggi melampaui energi metabolisme jagung.
2. Antinutrisi juga sudah disebutkan yaitu tanin dan alkaloid secara kualitatif sedang secara kuantitatif belum disebutkan awal dan akhir setelah perlakuan pemanasan hal ini sangat penting diketahui bagi para formulator atau nutrisionis.
3. Menyangkut bahan alternatif pengganti (substitusi) jagung sampai 40% (mungkin dimaksudkan mengganti porsi jagung itu sendiri ???) dalam hal menggantikan jagung untuk Energi Metabolismenya, namun perlu dicermati bagaimana dengan kandungan karotenoid, yang ada pada jagung bisa tergantikan ? kalau tidak, artinya kita harus menambahkan karotenoid sintesis. demikian juga kandungan asam lenoleat, protein /asam aminonya pasti tinggi (umumnya bagian biji = tinggi protein). jika seandainya menggantikan sampai 40% porsi jagung dalam pakan, bisa dipastikan menggeser sumber protein dari bahan baku lain (seperti bungkil kedele, Tep ikan dan MBM), jadi menurut perkiraan saya bukan cuma Energi metabolisme mungkin juga protein bisa terpenuhi dari biji alpukat ini (catatan jumlah Tanin dan alkaloid harus diketahui dulu), nah ini adalah segi positif dari biji alpukat tadi.
4. Ketersediaan biji alpukat mungkin masih menemukan kendala di lapangan mengingat porsi jagung adalah 50 -60% dalam pakan dan biji alpukat dapat menggantikan sampai 40% jagung. namun saya garis bawahi adalah; mencari sumber bahan baku pakan alternatif dalam hal ini dari biji alpukat ini penting dilanjutkan dari aspek lainnya, mengingat biji alpukat ini jenis bahan baku yang tidak bersaing dengan bahan baku makanan / pangan manusia.
5. Top bangat pengelola puyuh jaya yang terus mencari sumber-sumber atau hasil -hasil penelitian yang menyangkut hajat dan kesejahteraan peternak dan semoga puyuh jaya semakin jaya.
Wassalamu alaikum WW.
Waalaikumsalam wr wb . .
Terima kasih masukannya. Saya unggah menjadi artikel.
Bagaimana dengan biji salak, biji mangga, atau mungkin biji nangka??
Siapa tau juga bagus menjadi bahan alternatif pengganti jagung?
Kemudian apabila beberapa bagian jagung diganti dg tepung gaplek, adakah pengaruhnya?
Terima kasih.
weih, ini penemuan yang sangat bagus sekali, karena biji alpukat biasanya tidak dimanfaatkan, selain itu biji alpukat juga berukuran besar, sehingga akan menghasilkan volume pakan yang mencukupi, mkasih
jika memang benar bisa menggantikan jagung, bagaimana formulasi yang tepat untuk dijadikan pakan ayam petelur, atau ayam ras,,
didaerah saya, campuran pakan ayam adalah sebagai berikut,
untuk 50kg konsentrat dicampur dengan 75sampai 85kg jagung, ditambah 55-60kg dedak, dan sebungkus mineral B12, dan 10kg tepung batu,,
campuran tersebut ditakar menjadi = 13kg untuk 100ekor ayam,, atau biasa dalam istilah 1,3per ekor ayam,,