Puyuh jantan dalam suatu populasi budidaya puyuh petelur, biasanya dihilangkan. Selain hanya menambah jatah ransum pakan tanpa produktivitas telur, juga telur yang mengandung embrio hasil dari perkawinan lebih mudah busuk. Karena itu rata-rata peternak setelah kelihatan dan menemukan puyuh jantan, lantas disembelih.
Namun ada satu teman peternak yang terus membiarkan saja puyuh jantan dalam satu populasi peliharaan. Satu atau dua ekor saja dalam seribu populasi. Saya kira dulu tujuannya untuk “memancing” puyuh betina agar lebih terangsang dalam bertelur dengan suara kicauannya (yang tidak seindah burung cucak rowo atau pun murai batu). Ternyata tidak begitu tujuan temen saya dengan tetap memelihara puyuh jantan. Lantas apa niatnya?
Secara umum kebiasaan beternak puyuh mungkin pendapat teman dengan tetap memelihara puyuh jantan ini mungkin tidak bisa atau malah tidak boleh dijadikan pedoman. Lebih sebagai pendapat pribadi.
Katanya, puyuh jantan bisa menjadi indikator kondisi kesehatan puyuh dalam satu koloni / populasi. Lho?
Iya begitu jelasnya. Jika terdengar suara kicau puyuh jantan, kemudian suara teriak-teriak bersahut-sahutan dari puyuh- puyuh betina sehingga begitu riuhnya, itu berarti kondisi secara umum puyuh-puyuh tersebut sedang nyaman dan riang. Tentu saja kesehatan dan bisa indikasi juga dari produktivitas yang bagus / baik.
Begitu pendapat beliau dengan tetap memelihara puyuh jantan dalam satu koloni / populasi.
Salam semangat
====
Artikel dan Halaman Terkait:
hehehe saya setuju dengan ini … rasanya tanpa kicauannya sepi …
Hehehe… Jadi meriah ya Mas 🙂
mau tanya bagai mana cara membedakan puyuh jantan dan betina di waktu 0-5 hari…? terima kasih
puyuh jantan ,, berarti sangat berpengaruh besar ya
Very interesting post. really informative. of all the blogs I have read on the same topic, this one is actually enlightening.