Tag Archives: menulis

Kenapa Lesu Menulis?

Ketika menulis sebagai dorongan hobi tanpa orientasi keuntungan tertentu, bisa jadi ada waktu terkadang muncul rasa lesu. Saya kira itu hal yang manusiawi. Bukan berarti terkikisnya hasrat untuk berbagi. Tetap semangat untuk ngeblog dan sharing apa saja yang sekira bermanfaat dalam tujuan lingkup kesejahteraan bersama. Akan tetapi, ketika rasa lesu datang tiba-tiba menderu, apakah musti dipaksakan? Kenapa dan bagaimana keadaan yang melatarbelakangi semua itu? [..Artikel Selengkapnya]

Untuk Bisa Menulis Apa Harus Bahagia?

Kalau tidak ditulis kok jadi pikiran terus. Ya ditulis sajalah, biar plong… Hehehe.

Pernah lagi dalam suatu forum, ada yang mengetengahkan pendapat pribadi, bahwa untuk menulis haruslah bahagia. Ketika sudah tenang. Tidak ada pikiran yang mengganggu. Tidak ada beban masalah berat. Menulis menjadi nyaman. Baca lebih lanjut

Menulis Komentar Mirip Spam? Silahkan Saja Kalau Di Sini

Dalam artikel-artikel yang tersebar di dunia internet, biasanya menyediakan kolom komentar. Kecuali yang ditutup karena berbagai penyebab.

Kolom komentar merupakan tempat atau ruang yang tersedia sebagai bagian dari artikel, diperuntukkan bagi pembaca, agar bisa connecting dan sharing, baik ke admin maupun sesama pembaca. Demikian sedikit yang saya pahami mengenai kolom komentar. Dengan adanya kolom komentar, pembaca bisa terhubung maupun berbagi. Baca lebih lanjut

Mengapa saya Lebih Suka Menggunakan Bahasa Baku dalam Menulis Artikel di Blog

Bahasa baku itu sebenarnya yang bagaimana ya? Sepertinya ahli bahasa bisa lebih menerangkan. Biarpun begitu kalau boleh saya sedikit IMHO alias menurut saya, lebih tepat kepada penulisan yang baku. Yang standar. Walaupun mungkin tidak harus EYD banget.
Terutama terkait dengan penulisan di internet sesuai dengan postingan ini.

Sebenarnya lagi, menulis di internet itu bebas-bebas saja sih. Toh bukan menulis untuk presentasi ilmiah semacam skripsi, thesis, maupun disertasi. Baca lebih lanjut

Apa Saja yang Dibutuhkan untuk Menulis

Yang dibutuhkan untuk menulis, tentu saja secara fisik adalah sarana dan prasarana. Pada jaman dahulu, dikenal adanya lontar, bahkan tulang unta. Lebih dahulu lagi, sekedar menuliskan di dinding batu. Coba buka-buka lagi atau ingat pelajaran sejarah.

Perkembangan jaman, kemudian dikenal adanya kertas sebagai bagian dari sarana menulis. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, hingga sekarang, menulis pun bisa di dunia maya. Di hamparan alam internet dengan segenap hiruk pikuknya. Baca lebih lanjut

Ternyata Aktivitas Menulis Sudah Membudaya di Masyarakat Kita, Benarkah?

Mengungkapkan pikiran dan perasaan bisa dengan lesan dan atau dengan tulisan. Pengungkapan dengan tulisan itulah kemudian memunculkan kegiatan/aktivitas yang disebut dengan menulis. Merangkai huruf demi huruf, menjadi kata, kalimat, paragraf, hingga menjadi satu kesatuan artikel yang utuh.

Rasanya sama saja dengan pengungkapan lewat lesan, seperti halnya berbicara, hanya saja caranya ditulis. Yang keluar bukan suara, tetapi tulisan. Begitu prinsip saya tentang menulis.

Aktivitas menulis, sekarang sudah menjadi hal biasa. Bukan hanya dimiliki oleh penulis-penulis profesional yang sudah menerbitkan buku, baik itu fiksi maupun non fiksi. Hampir semua orang sekarang menjadi penulis. Yang mana mereka mengungkapkan pikiran dan perasaan, lewat tulisan.
Apa saja yang menandai demikian, sehingga saya anggap menulis telah membudaya? Baca lebih lanjut

Mau Nulis Apa? Menulis Saja Apa yang Dibatin

Pada waktu sekolah dasar dulu, pernah diajarkan tentang membatin dalam membaca. Seiring perkembangan waktu, menginjak kelas yang lebih tinggi, hingga SMP, SMU, sampai Perguruan Tinggi, bahkan yang pasca sarjana, membaca ketika sedang belajar: dengan membatin. Membaca koran, majalah, buku, tulisan apapun di internet: hampir semuanya dengan membatin. Membacanya dibatin.
Sama juga dengan menulis. Menuliskan apa yang dibatin. Suara batin. Mungkin termasuk suara hati. Baca lebih lanjut