Hijaunya Hutan Jati di Musim Penghujan

Dalam perjalanan tadi pagi, melewati lagi hutan jati yang pada waktu kemarau kemarin saya ambil gambarnya, kini segar menghijau.

Setelah dengan tangguhnya pohon jati melawan kemarau di lahan kritis. Dimana dengan mengurangi penguapan karena kurangnya air, pohon jati merontokkan daun-daunnya, biasa disebut dengan istilah “meranggas”.

Masuk musim penghujan. Air berlimpah. Daun-daun jati tumbuh lagi. Terlihat segar sekali.

Melihat gambar foto waktu kemarau kemarin. Gambarnya ada di postingan terkait mengenai tangguhnya pohon jati. Seolah-olah seperti hutan dengan pohon-pohon yang mati. Sama sekali tak ada daun di rantingnya. Beda jauh dengan gambar foto pada postingan kali ini. Segarnya seolah menggambarkan semangatnya melukis urat kayu jati. Lukisan alam nan indah di tiap papan kayu jati setelah digergaji.
Padahal itu adalah urat-urat bentukan manakala musim penghujan dan musim kemarau.

Beberapa waktu menyusuri jalan sambil menikmati pagi. Melewati juga beberapa lokasi penggergajian sekaligus tempat pedagang kayu jati meraup rejeki.

Perasaan sejak saya kecil, pedagang kayu jati eksis terus. Bahkan sampai sekarang semakin tambah saja pemain di lahan bisnis ini. Seiring dengan seolah tidak habis-habisnya pohon jati ditebangi.
Maklumlah, sebagai pohon dengan nilai ekonomis lumayan tinggi, pemilik-pemilik tanah di lahan kritis, seperti sudah tradisi untuk menanaminya dengan pohon jati. Walaupun untuk sekarang, ukuran OGD, kalau tidak salah menjadi sebutan untuk yang ukuran bulatnya di atas 90 cm, sudah susah ditemui.

Ya tidak apa-apa dan sah-sah saja berdagang kayu jati. Tidak khawatir kehabisan. Karena para petani hutan juga rajin menanami. Investasi untuk anak atau cucu kelak. Walau untuk keadaan sekarang, tidak sampai 10 tahun juga sudah laku. Apalagi yang bekas tebangan. Tanpa perlu menanami lagi, sudah muncul semi pohon jati yang baru. Bahkan cenderung lebih lurus, dan lebih cepat besar. Cepat pula memanennya.

Go green.
Galakkan penghijauan Indonesia.
Jangan biarkan lahan bero alias dianggurkan, dan hanya ditumbuhi semak belukar rumput liar.

Salam hijau.
[Puyuh Jaya]

5 responses to “Hijaunya Hutan Jati di Musim Penghujan

  1. Semoga aja negara kita bisa tambah hijau ya mas bro,,supaya cuaca tetap adem,,gak seperti sekrang ini,panas dimana2 🙂

    Salam Persahabatan

    • Terima kasih hadirnya, Bung Abed.
      Go green Indonesia.
      Begitulah harusnya. Negara tropis, paru-paru dunia katanya. Akankah hijau menjadi gersang, ketika nilai ekonomis, tidak diimbangi dengan penghijauan kembali. Akan mewariskan bencana.

      Mari menanam pohon.
      Salam hangat jabat erat selalu.

  2. memang indonesia negara kaya raya.
    saya pengrajin kayu solid selalu membeli kayu dari petani, bukan dari blakang rumah yang hanya satu atau dua pohon. soalnya kalo dari petani hasil dari jual beli pasti mereka akan di belikan lagi benih, jadi saya ga khawatir kehabisan stok pohon.
    hehheheheheheh

  3. inihutan didaerah mana om, seger sekali hijaunya..

  4. pemandangannya cantik gan.. dimana tuh??

Silahkan Menuliskan Komentar di Sini [Trima Kasih]