Membudayakan Makan Telur
Oleh: Junaedi Jun| 04 December 2011 | 12:34 WIB
MENURUT data Direktorat Jenderal Peternakan, tingkat konsumsi terhadap komoditas telur bangsa Indonesia masih sangat rendah. Tingkat konsumsi telur di Indonesia baru mencapai 6,78 kg per kapita per tahun. Tak hanya tingkat konsumsi telur yang rendah, tetapi juga tingkat konsumsi protein hewani secara keseluruhan (daging, ikan dan susu) juga masih sangat rendah. Jika kondisi seperti ini tidak segera ditangani dengan serius maka bencana yang lebih besar akan segera melanda, yaitu hilangnya generasi penerus masa depan akibat kekurangan protein.
Tingkat konsumsi energi dan protein merupakan dua indikator mutu gizi yang umum digunakan untuk mengukur status gizi. Angka kecukupan protein yang ideal yaitu sebesar 50 gram/kapita/hari. Salah satu sumber protein hewani untuk kebutuhan konsumsi adalah telur. Bahan makanan ini mengandung gizi yang baik untuk kehidupan manusia.
Telur merupakan hasil ternak yang mempunyai peranan penting dalam mengatasi masalah gizi masyarakat.
Konsumsi telur lebih besar daripada konsumsi hasil ternak lain karena mudah diperoleh dan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi anggota masyarakat yang mempunyai daya beli rendah.
Murah dan Bergizi
Di samping harganya yang relatif murah dibandingkan dengan produk peternakan lainnya dan telah dikenal masyarakat luas, telur juga sarat akan zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak, dan mudah dicerna.
Telur mengandung vitamin A, D, E, K, B6, B12, B1 (tiamin), B2 (ribovalavin), niasin, asam pantothenat, asam folfat dan biotin. Zat-zat mineral dalam telur mencakup kalsium, kalium, fosfor, natrium, khlor, magnesium, ferrum, mangan, yodium, zinkum, kobalt dan kuprum (Anggorodi, 1987).
Selain itu, telur dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan.
Sementara itu protein dalam telur mengandung semua asam amino esensial yang sangat baik bagi tubuh. Dari suatu penelitian diketahui bahwa telur mempunyai pemanfaatan protein netto sebesar 100 persen, dibandingkan dengan daging ayam yang hanya mencapai 80 persen dan susu mencapai 75 persen. Ini berarti bahwa jumlah dan komposisi asam amino telur sangat lengkap dan berimbang, sehingga hampir seluruh bagiannya dapat digunakan untuk pertumbuhan maupun penggantian sel-sel yang rusak. Telur sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu hamil dan menyusui, orang yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan serta baik untuk golongan lanjut usia (Astawan, 2002).
Artikel selengkapnya, silahkan untuk membacanya di sini.
Terima kasih.
*gambar ambil dari KOMPASIANA
:nice share:
Terima kasih.
makasi infonya
sangat bermanfaat sekali