Salam sejahtera…
Perkenankan kali ini saya membawa oleh-oleh, berupa metode pemasaran telur puyuh, yang semoga saja bisa tambah melengkapi setelah Mas Maulana Ihsan dan Bapak Komari berkenan berbagi, mengenai pengalaman maupun pemikiran, baik cara-cara dan langkah-langkah dalam memasarkan telur puyuh.
Setelah menulis di Kompasiana dengan judul Ketahanan Peternak versus Pemasaran Telur Puyuh, ternyata mendapat komentar juga dari Bapak dengan akun Om_Maas, berupa metode pemasaran yang pernah beliau jalankan. Demikian….
– – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
Sekadar sharing mas Arief….
Tahun 2001 -2005, saya pernah beternak puyuh di Sumatera, (berhenti karena kasus flu burung, walaupun saya nggak kena).
Saya mempunyai 2 metode pemasaran :
1. Secara tradisional, melalui pedagang telor yang mengambil langsung ke kandang.
2. Konsumen dengan sistem kontrak berkala, seperti Hotel, Rumah Sakit, Rumah Makan.
Khusus untuk no.2, harganya bisa lebih tinggi dari harga pasaran, karena kwalitas telur yang lebih baik (ukuran lebih besar), dan kontinuitas untuk pelanggan terjamin. Keuntungan bagi peternak, produksi dalam jumlah tertentu (sesuai kontrak), sudah pasti terjual sepanjang masa kontrak. (dulu saya kontrak per 6 bulan).
Untuk daerah jawa, peluang pemasaran langsung dengan sistem kontrak sebenarnya lebih terbuka. Dan pasarnya sangat luas…
Semoga usahanya makin lancar dan sukses selalu mas Arief…
Sumber: Bp Om_Maas di Kompasiana
yang telah berkenan berkomentar di sini.
———————-
Artikel terkait:
Langkah-Langkah Pemasaran Telur Puyuh [oleh Mas Maulana Ihsan]
pak gman cara nawarin rmah skit
hotel agar mau kntrak dg kita,trmksh
Sangat bermanfaat sekali,
Dan menumbuhkan jiwa wirausaha dihati ini, khususnya di dunia perpuyuhan.
Salam jaya