Pengaruh Perubahan Komposisi Pakan Terhadap Ukuran Telur Puyuh
Ada beberapa macam hal mengenai telur puyuh. Antara lain: besar isi, besar kopong, kecil isi, dan kecil kopong. (Kopong: tidak penuh).
Dalam satu produksi, satu angkatan, satu populasi tidak menutup kemungkinan terjadi ketidak-seragaman ukuran telur puyuh. Akan tetapi dalam satu produksi tersebut, bisa kita nilai, mayoritas telur puyuh rata-rata berukuran kecil atau besar.
Memang tidak ada standar pasti mengenai ukuran. Biasanya juga sekedar dari komentar: “telur puyuhnya besar-besar”. Walaupun jika sudah ditata di dalam egg tray wadah telur, akan kelihatan besar kecilnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi telur seperti tersebut. Terutama dari segi pakan. Memang dari pakan, sementara ini bagi saya, masih berpengaruh besar terhadap kualitas telur.
Nah, kali ini saya juga akan bercerita dari pengamatan dan analisa yang bisa jadi dianggap ngawur. Tidak apa-apa. Karena memang pendapat ini tidak memakai riset ilmiah. Tanpa tes lab, dsb.
Oiya, dan yang akan saya ceritakan ini bukan mengenai isi atau bobot telur puyuh. Tetapi lebih pada pengaruh perubahan komposisi pakan terhadap UKURAN telur puyuh.
Entah bagaimana sifat proses pengolahan pakan menjadi telur, di dalam perut burung puyuh, yang jelas tentang pakan sepertinya sensitif sekali. Ke-sensitif-an tersebut terlihat dari hasil produksi. Dalam postingan ini, sekali lagi menekankan pada ukuran.
Yang saya perhatikan selama ini, setiap kali mengganti merk pakan, ukuran telur puyuh akan mengecil terlebih dahulu. Baru setelah lebih dari sehari, ukuran akan membesar / normal lagi seperti biasanya. Dengan syarat, merk pakan tidak berubah.
Kejadian tersebut sangat terasa sekali pada apabila mencampur pakan dengan bahan alternatif. Pencampuran yang tidak sempurna, akan mengakibatkan perut burung puyuh seolah terus menerus harus beradaptasi. Hasilnya bisa ditebak, cenderung banyak yang kecil.
Jadi, kalau saya boleh berpendapat tentang mencampur pakan dengan bahan alternatif, mengakibatkan telur puyuh cenderung kecil-kecil, bukan karena pakannya, tetapi karena komposisi pakan yang berubah-ubah.
Tentu akan sulit ya mencampur sendiri, manual, akan menghasilkan komposisi campuran yang tetap?
Akan tetapi bila mencampurnya stabil dalam komposisi, kemungkinan besar hasilnya telur juga akan berukuran stabil (besar).
Pendapat saya di atas tentu saja bersifat “kemungkinan” ya.. Mungkin begitu.
Silahkan dites, dicoba, dan diamati sendiri.
Salam puyuh . . .
tepat sekali
Sebenarnya mau pakan jenis apa tdk ada bedanya, yg membendakan adalah komposisinya, yg pertamana nutrisi yg trkandung dlm pakan trsebut apakah sesuai dengan kebutuhan si puyuh, proteinnya, karbohidratnya, dll
Kedua adalah jumlah camburan bahan pembuat pakan tersebut, semakin beragam bahan yg trcampur, maka kwalitasnya akan semakin bagus….
terima kasih apresiasinya, Pak Sholehuddin. ini bener-bener ahli tentang puyuh. sangat mengharap berbagi informasi, agar kita yang masih dianggap awam ini, makin banyak mendapatkan pelajaran dari para pakar.
salam hormat selalu.
Seperti sdh cukup bagus dari uraian diatas. masalah pakan puyuh khusus petelur memang harus memenuhi kualitas dan kuantitas pakan itu sendiri sehingga pengaruhnya sangat nyata terhadap produksi telur. nutrisi pakan harus mencukupi kebutuhan hidup puyuh petelur, produksi telur adalah produk akhir dari aktifitas metabolisme hidup puyuh. artinya: setelah terpenuhi kebutuhan hidup pokok, baru kemudian nutrisi yang ada baru dimetabolismekan untuk produksi telur. makanya syarat kandungan nutrisi pakan puyuh harus memenuhi sbb. protein min 20%, lemak 5%, serat max 6%, Calsium 3 – 3.5%, Phosphor 0.5 – 0.7% dengan EM 2600-2700 kkal/kg.
Sekarang tinggal jenis bahan bakunya yang dipakai apa saja yang digunakan. hal ini lah sangat menentukan terhadap jumlah produksi telur yang dihasilkan. tiap perusahaan menggunakan bahan baku yang berbeda-beda, makanya peternak sering gonta ganti pakan makanya produksi telurnya turun naik yaitu puyuh perlu adaptasi metabolisme pada tubuhnya terhadap pakan yang diberikan oleh pemilik ternaknya. hal ini disebabkan setiap bahan baku pakan mempunyai nilai kecernaan (digestiblity), antinutrisi, defisiensi zat tertentu, dll.
secara umum: jumlah produksi dan atau besar kecil telur puyuh sangat ditentukan oleh jumlah asupan zat nutrisi (Protein,Lemak, Energi Metabolis, Air), Breed/strain, umur. (to be continued)
Terima kasih Mas / Pak Puyuh Jepang. Saya ikut menyimak dan belajar. Sedangkan saya pribadi : https://puyuhjaya.wordpress.com/masih-ijo-tentang-puyuh-kok-nulis-tentang-puyuh
Menjadi sangat terbatas sekali dalam mengetengahkan mengenai perpuyuhan. Hanya yang saya alami, saya amati, dan sedikit yang saya pahami.
Terima kasih sudah berkenan menambah lengkapnya postingan ini.
Salam.
Jika berkenan, menunggu pencerahan-pencerahan selanjutnya. Atau mungkin ada alamat URL tempat saya juga bisa belajar?
Minta pengalaman gan ukuran telur super besar apakah baik atau malah berpengaruh kepada poletnya nantinya